8. Apa dampak membagi “ tugas CEO” ?

Membagi tugas kerap kali  membawa duka cita, tapi bagi bos baru Aéropostale hal tersebut bukan masalah, dia paham bagaimana melakukan kerja sama.

By Matthew Boyle ( October 12, 2009 )

Diposkan : 22 Agustus 2011 ( HSFAMES Team )

Para ahli manajemen telah lama memperingatkan tentang bahayanya menunjuk seorang co-CEO atau wakil CEO . Suatu usaha untuk membagi dua peran  dalam beberapa tahun terakhir membawa pertentangan ego dan melemahkan daya juang beberapa perusahaan, seperti  Goldman Sachs (GS), Citigroup (C), Martha Stewart Living Omnimedia (MSO), Charles Schwab (SCHW), Unilever (UL), dan Kraft Foods (KFT). Catatan kinerja perusahaan-perusahaan tersebut buruk, karena itu banyak yang mengkhawatirkan tentang pembagian peran, terutama dalam kondisi resesi saat ini, dimana ketegasan merupakan kunci. ” Ini hanya merupakan perkawinan yang menyenangkan ” demikian menurut Michael Useem, seorang professor manajemen di Wharton School. ” Tetapi layaknya beberapa perkawinana yang berorientasi  menyenangkan, cenderung berkhir dengan perceraian secara cepat “.

Beberapa kekhawatiran muncul atas perusahaan  retail Aéropostale (ARO), yaitu pada tanggal 24 September lalu mengumumkan bahwa  CEO Julian R. Geiger akan turun dari tahtanya akhir tahun ini, akan digantikan oleh Presiden Mindy C. Meads dan Chief Operating Officer Thomas P. Johnson. Para analis melihat langkah kedepan, khususnya tentang adanya  “team-oriented culture” pada perusahaan retail, suatu alasan mengapa dewan direktur mengawinkan Meads, yang menangani merchandising, dengan Johnson, yang mengepalai operasional perusahaan.”They work very well together,” demikian menurut analis UBS (UBS) Roxanne Meyer. ” Sangat unik, khususnya tentang ego pada perusahaan retail”  ( Aéropostale menolak komentar )

Bakat yang saling melengkapi

Walaupun masalah yang sangat jelas, yaitu “ pembagian kekuasaan “, sejumlah perusahaan telah melakukannya dengan baik. Selain Aéropostale, perusahaan-perusahaan yang memiliki co-CEOs, termasuk jaringan restaurant California Pizza Kitchen (CPKI), Chipotle Mexican Grill (CMG), dan  P.F. Chang’s China Bistro (PFCB); perusahaan teknologi Motorola (MOT), Research In Motion (RIMM) (RIM), dan Twitter; perusahaan makanan  J.M. Smucker (SJM) dan perusahaan raksasa outsourcing India Wipro (WIT).

Perusahaan yang mampu membagi kekuasan tersebut berkembang. Saham dari Chipotle dan  P.F. Chang naik masing-masing sebesar 56% dan  66%, sejak pemisahan tugas dilakukan dalam January lalu. Jika para pemimpin puncak memiliki kemampuan yang saling melengkapi, dan mampu mengatasi ego pribadi demi kepentingan perusahaan, maka akan terjadi kerjasama yang baik, demikian menurut David Bliss Senior Partner dari Oliver Wyman Delta (MMC), “Hal itu bisa bekerja dengan baik, tetapi sulit “ lanjutnya.

Sepasang pimpinan puncak yang paling sukses ditunjukkan oleh seorang veteran – pendiri perusahaan yang awalnya kecil RIM ( Research In Motion ), Jim Balsillie, seorang jago strategy dan keuangan , berduet dengan ahli enjinering Mike Lazaridis. Pada perusahaan California Pizza Kitchen, Larry S. Flax dan Richard L. Rosenfield yang telah bekerjasama sebagai pengacara selama 12 tahun, sebelum mendirikan jaringan restaurant  Los Angeles 1985. ” Rahasia saus adalah simpel – kami menyukai satu sama lain “ demikian Rosenfield, yang menangani hubungan investor dan real estate, sementara Flax fokus pada operasional dan menu. ” Kami mengenal satu sama lain dengan baik. Kami dapat membuat keputusan penting tanpa bicara satu sama lain “. Keduanya bahkan saling berbagi pemikiran untuk membentuk kantor sederhana dengan bentuk L.

Kondisi Aéropostale nampaknya diramalkan bakal berhasil. Geiger, 64, telah mengalihkan tanggung jawabnya kepada Meads dan  Johnson pada tahun lalu. Keduanya saat ini telah meluncurkan suatu format toko bagi anak usia 7 sampai 12 tahun. Perusahaan retail  yang memiliki aset $1.9 milyar tersebut membutuhkan penambahan lebih besar barang-barangnya, dengan kemampuan menangani e-commerce, demikian pendapat seorang perekrut bidang industri Les Berglass. “ Ada suatu alasan untuk mencoba model kepemimpinan yang berbeda “ lanjutnya. Banyak pekerjaan para CEO menunutut ditangani oleh dua orang, tantangannya adalah bagaimana menyatukan keduanya menjadi kesatuan utuh, tanpa ego masing-masing.

Boyle is deputy Corporations editor for BusinessWeek.

Comment :

Artikel menarik, tetapi jumlah perusahaan yang berhasil maupun gagal menurut saya jumlahnya masih terlalu kecil,dan belum mewakili. Saya setuju bahwa saling melengkapi adalah merupakan kunci keberhasilan, ibarat suatu team sepak bola, termasuk ego yang harus dikendalikan. Nampaknya mudah untuk membagi kekuasaan atau tugas tersebut, karena hal ini terjadi pada pimpinan puncak perusahaan, tetapi dalam kenyataannya cukup sulit. Hanya kematangan cara berpikir dan memiliki perilaku yang benar-benar professional kerjasama antara dua pejabat penting tersebut dapat berhasil. Masalah ini tak bedanya melakukan suksesi kepimpinan, yang dilakukan oleh beberapa perusahaan.  ( Hendra S Raharjaputra ).

Leave a comment